Gadged Multi Fungsi

Formulir Kontak

KONTAK KAMI

Silahkan isi formulir di bawah ini untuk menghubungi kami

Nama

Email

Pesan

Doratea Abi Dan Kristoforus Abi Botak Dari Lahir

Dua orang kakak beradik, masing-masing Doratea Abi (18) dan Kristoforus Abi (12), asal Nunpene, Desa Oesena, Kecamatan Miomafo Timur, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, memang terlihat unik dan berbeda dengan yang lainnya. Sejak lahir keduanya tidak memiliki rambut dan alis mata.

Meski dalam kondisi seperti itu, keduanya tetap bersekolah seperti biasa, tanpa perasaan malu. Doratea saat ini bersekolah di Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) Katolik Kefamenanu, kelas II dan Kristoforus di SDN Nunpene kelas VI.

"Sejak dilahirkan anak saya yang perempuan (Doratea) memang tidak memiliki rambut sehingga saya pun panik dan memeriksakannya ke rumah sakit di Kefamenanu, dan setelah diperiksa, oleh petugas di rumah sakit, mereka menganjurkan saya untuk mengolesi kepalanya, dengan mentega agar rambutnya bisa tumbuh, namun setelah dicoba ternyata tidak ada hasil, begitupun juga dengan anjuran warga untuk memakai obat kampung juga tidak ada perubahan sehinga akhirnya saya pasrah," jelas Susana Sena, ibu kandung Doratea dan Kristoforus, di kediamannya, Senin (16/4/2012) kemarin.

Lanjut Sena, hal yang sama juga terjadi pada putra bungsunya Kristoforus yang kasusnya sama persis dengan kakaknya itu, sehingga membuat dirinya menjadi bingung, kenapa hal tersebut terus menerus terjadi pada keluarganya. Apalagi, dia dan suaminya Fransiskus Abi hanya berprofesi sebagai penjual garam, tentunya dengan penghasilan didapatnya hanya cukup untuk makan sehari-hari.

"Mungkin Tuhan sudah memberikan yang terbaik buat keluarga kami, sehingga akhirnya kami pasrah. Riwayat keturunan saya dan suami tidak pernah ada yang seperti ini. Pada saat hamil juga saya makan normal seperti biasa dan tidak ada hal yang aneh sebelumnya, tetapi kok begini? Pernah saya putus asa sampai meminta Doratea agar jangan bersekolah lagi karena akan menjadi bahan olok-olokan teman dan orang orang di sekitar, namun permintaan saya itu ditolak Doratea," kata Sena.

Meskipun dengan kekurangan fisik seperti itu, menurut Sena, Doratea mempunya kelebihan yaitu prestasi akademik di sekolah yang sangat bagus. "Anak saya Doratea itu pintar dan selalu juara I dalam kelas mulai dari SD sampai SMA. Kalaupun prestasinya menurun, rangkingnya tidak keluar dari tiga besar di kelasnya. Dia pun sering mengikuti perlombaan mengarang dan pidato dalam bahasa Inggris di tingkat kabupaten dan mendapat juara I dan III," kata Sena.

Sementara itu, saat dimintai komentar tentang perasaannya memiliki bentuk fisik yang berbeda, Doratea mengaku kalau dirinya menerima semua yang sudah diberikan Tuhan. "Mau bagaimana lagi, kalau Tuhan sudah berkehendak seperti itu dengan menciptakan saya dengan segala keterbatasan fisik, maka kita sebagai umat yang percaya kepadanya harus siap menerimanya.

Memang diakui sewaktu pertama ketika saya mulai tumbuh dewasa, muncul perasaan malu dan minder kepada teman dan orang-orang di sekitar lingkungan, tetapi saya merasa bahwa di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna, sehingga sampai saat ini saya tetap menjalani hidup ini dengan optimis dan terus menerus menciptakan prestasi di sekolah," kata Doratea.

Back To Top