Sugiarto mengatakan, anak pertamanya tersebut sudah menghilang sekitar satu bulan lalu. Baru diketahui anaknya ke Malaysia dari salah satu kenalannya bernama Nyoto, warga Genuksari, Semarang, saat bertemu di sebuah acara. "Saya ketemu Nyoto, Sabtu (7/4/2012), dan dia juga mengajak saya ke Grobogan untuk ambil uang yang katanya dari SNR. Tapi karena tidak jelas, ya saya tidak mau," katanya.
Sugiarto mengaku sempat marah terhadap Nyoto karena ternyata Nyoto yang menandatangani surat keberangkatan SNR ke Malaysia. "Anak saya itu kan keterbelakangan mental dan punya orang tua, kenapa tidak izin ke saya," ujarnya yang juga mengatakan bahwa Nyoto berjanji akan memulangkan SNR.
Pada Minggu (8/4/2012) sore, Sugiarto mengaku menerima telepon dari SNR yang mengabarkan kalau dirinya dipekerjakan di sebuah rumah makan dan hanya diberi makan satu hari sekali. Selain itu, hampir tiap malam SNR mengaku dipaksa memijat hingga lima orang laki-laki dan disetubuhi, tetapi tidak mendapatkan uang. "Anak saya telepon sambil nangis-nangis. Saya bingung, makanya lapor polisi agar anak saya balik lagi," tuturnya.
Sugiarto menambahkan, SNR juga sempat mengirimkan pesan singkat (SMS) yang menyebut keberadaannya di Blok G, 0135, Jalan Pesiaran, Cemerlang, Desa Cemerlang, Ulu, Tiram, Johor. Selain itu, SNR juga menulis nomor telepon Nyoto.
Kerabat SNR, Maekowati (30), mengatakan, SNR adalah lulusan sekolah luar biasa (SLB) setingkat sekolah dasar (SD) di daerah Weleri, Jawa Tengah. Selama ini SNR bekerja di tempat usaha katering makanan di Jalan Gajahmada, Semarang. Kasus ini kini masih dalam penanganan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polrestabes Semarang.