Gadged Multi Fungsi

Formulir Kontak

KONTAK KAMI

Silahkan isi formulir di bawah ini untuk menghubungi kami

Nama

Email

Pesan

Lukisan Fredy S Terkesan Hidup

Tak cuma pintar bikin novel, Fredy S ternyata juga piawai membuat lukisan. Banyak karya lukisannya kini tersimpan rapi di rumah pribadinya di Bintara, Bekasi Barat. Bahkan, lukisan-lukisannya terkesan hidup.

Menurut salah seorang putra Fredy S, Fery, lukisan-lukisan peninggalan bapaknya tersebut akan dijual kepada para kolektor. Ada aura mistis dalam lukisan-lukisannya itu. Bahkan lukisan Nyai Roro Kidul karya Fredy S kini sudah dibeli orang dengan harga yang fantastis.

Apa yang membuat lukisan karya Fredy S memiliki aura mistis? Berikut penjelasan lengkapnya hasil wawancara dengan istri Fredy S, Sri Suyati ditemani putranya, Feri, Minggu (22/2) lalu:

Bisa diceritakan lukisan-lukisan karya Fredy S?

dulu punya lukisan Nyai Roro kidul, cantik sekali. Tapi kita berobat sama Sony Dirgantara, kalau orang berobat di sini mahal loh. 'Sudah ibu gak usah mikir uang. Ini temen kok satu syuting. Dulu waktu suting berdua sama dia'.

Akhirnya gak enak kan, 'bu kalau gak punya uang telepon aja biar dijemput sama karyawanku'. Jadi dia pernah jadi aktornya bapak.

Jadi lukisan Nyai Roro Kidul itu dikasihkan ke dia?

Beli buat pengobatan saja. Itu lukisan paling bagus.

Itu lukisan dibuat kapan?

Paling tahun 1998.

Dulukan kita pernah ikut pameran di Cikarang. Itu sih yang besar harga Rp 15 juta.

Masa keemasan bapak kapan, misalnya semua kebutuhan tercukupi, anak-anak bisa kuliah semua?

Ini kita beli tanah, rumah ini semua dari naskah juga. Turunnya per termin. Belinya cicilan beli tahun 86. Ini dari novel semua, rumah mobil, tapi gak langsung semua sih. Kalau sekarang dari sinetron kan cepet. Kalau dulu dari film agak lama.

Mulai melukis kapan?

Itu melukis pas di Semarang, di sini nggak melukis, cuma kalau lagi film kosong saja. Melukisnya di rumah saja, kalau di Jakarta melukisnya (poster film) ya di kantor film, ada tempatnya.

Bapak orangnya suka tirakat, puasa, prihatin biar hasil karyanya bagus. Dulu sebelum di film, suka tidak tidur untuk tirakat, ngebleng istilahnya.

Inspirasi dari mana?

Dari kehidupan nyata, biasanya.

Hasil karya banyak yang dianggap vulgar?

Seperti yang saya tahu dari Majalah Historis, waktu itu kan gak boleh nyentuh ke politik, jadi bapak sadar. Tapi sempet ada novel judul Fatamorgana, sedikit ke politik.

Yang tebalnya 1000 halaman itu?

Ada yang lebih, tebal lagi. Tapi Setelah itu ya dia mengikuti pasar.

Keluarga ada rencana untuk mendokumentasikan karya-karya Fredy S?

Belum terpikir. Pernah kena banjir setengah meter, bapak waktu itu sudah sakit saya gotong-gotong minta tolong orang. Air datang, gak hujan tapi langsung masuk. Sekali itu doang sih. Saya rugi ya foto-foto itu basah semua, kenangan semua, seperti kehilangan ratusan juta rupiah rasanya.

Fredy S tidak dianggap seperti sastrawan lain seperti Buya Hamka, dll, bagaimana keluarga menanggapi?

Memang dia gak seperti itu, mereka lain, Dia berkarir sutradara. Memang cita-citanya tercapai jadi sutradara, malah jatuh sakit pas jadi sutradara.

Feri: Kalau yang saya tahu, Fredy setara dengan para sastrawan lain. Karya-karyanya, memang terakhir beliau mengikuti tren pasar saja. trus sukses kan.

Harapan keluarga setelah Fredy S meninggal?

Feri: Dari karya-karyanya bisa lebih dihargai terus. Jika ada dari pihak penerbit ada yang berminat untuk merilis ulang lagi mencetak ulang silakan.

Back To Top