Tapi hati-hati, jika radang tenggorokan ini berlangsung lama dan disebabkan bakteri, bisa menyebabkan komplikasi pada organ tubuh lain seperti leher hingga telinga jika tak segera diatasi.
Menurut dr Syahrial M Hutauruk, SpTHT-KL(K), Ketua Divisi Laring Faring, Departemen THT, FKUI/RS Cipto Mangunkusumo, radang tenggorok ada yang bersifat akut (mendadak) atau kronik (lama dan berulang).
Radang tenggorok akut ditandai dengan gejala nyeri pada tenggorok, nyeri saat menelan, demam, sakit kepala, badan lemas, kadang disertai batuk dan pilek.
Pada radang tenggorok kronik, umumnya pasien hanya mengeluh tenggorok terasa tidak nyaman, terasa kering, rasa mengganjal saat menelan dan nafas berbau tidak sedap, namun sering terjadi serangan akut yang berulang.
"Jika radang tenggorok muncul kurang dari 2 minggu disebut akut dan penyebabnya adalah virus, atau bisa juga karena iritasi dan alergi. Kemudian sub akut yang terjadi antara 2-8 minggu yang disebabkan oleh jamur. Sedangkan, bila terjadi lebih dari 8 minggu disebut kronik, ini disebabkan oleh bakteri streptokokus," papar dr Syahrial saat diskusi media di Blue Jasmine, Jakarta beberapa hari lalu.
Dokter Syahrial ini mengungkapkan, jika tak ditangani dengan baik, infeksi akut pada tenggorok dapat menimbulkan komplikasi, karena dapat meluas ke daerah leher dalam dan menimbulkan abses, dimana akan terbentuk nanah didalam leher dan bisa menuju ke paru-paru.
Sedangkan, pada radang tenggorok kronik bisa berefek pembengkakan tonsil (amandel) hingga pembengkakan kelenjar getah bening. Radang tenggorokan jenis ini disebut sebagai faringitis streptokokus.
"Jadi pembengkakan di leher bukan hanya karena penyakit gondong atau adanya kanker kelenjar getah bening. Radang tenggorok karena infeksi bakteri juga bisa menyebabkan munculnya bengkak di leher," jelas dr Syahrial saat diskusi media di Blue Jasmine, Jakarta beberapa waktu lalu.
"Biasanya penderita mengalami demam tinggi di atas 38 derajat celcius dan kelenjar getah bening pun membengkak. Inilah yang kemudian menimbulkan bengkak di bagian leher."
Dr Syahrial menegaskan, dengan pengobatan yang baik dan tepat, berbagai komplikasi dapat dicegah. Pengobatan biasanya diberikan untuk meredakan demam dan nyeri tenggorok. Jika penyebabnya infeksi virus, dokter akan memberikan vitamin penguat daya tahan tubuh. Tapi, jika penyebabnya infeksi bakteri akan diberikan antibiotik.
Selain itu, berkumur dan melakukan gargle dengan obat kumur antiseptik yang mengandung povidone-iodine dapat membantu mempercepat penyembuhan dan mencegah serangan berulang.
Sedangkan, untuk mencegah penularan, penderita radang tenggorok sebaiknya memakai masker dan tetap menjaga pola hidup sehat, dengan mengonsumsi makanan sehat dan menjaga lingkungan tetap bersih, baik di rumah maupun di kantor.
"Kalau kita yang berisiko tertular, selain mengonsumsi vitamin penguat daya tahan tubuh, lakukan juga gargle dengan obat kumur antiseptik setiap habis makan," ujar dr Syahrial.